Kali ini saya akan berbagi pengalaman mengurus kartu SIM smartphone / handphone yang hilang. Tentunya sesuai judul, artikel ini juga berlaku untuk kartu perdana / sim card yang rusak. Bagaimana mengurus hal tersebut supaya nomor lama kita kembali, dan tidak perlu  beli nomor baru lagi ?.

GraPARI Telkomsel Gandaria City

Oya artikel ini saya buat dari pengalaman saya dalam kehilangan kartu dari Telkomsel , tapi tidak kemungkinan juga untuk pengguna provider lain seperti XL , Indosat (im3 , mentari) dll.

Yang pertama anda lakukan tentunya adalah dengan mendatangi kantor provider operator tersebut, kalau Simpati - As dkk di Grapari Telkomsel, IM3 - Mentari dkk ke Indosat Galeri , XL - Axis dkk ke XL Center. Datanglah ke kantor operator terdekat , tidak sama dengan kota alamat ID KTP/SIM tidak apa-apa kok.

Kabar yang menggembirakan adalah anda tidak usah membuat surat kehilangan dari pihak kepolisian. Tapi yang pasti anda sebelumnya harus mempersiapkan hal berikut ya sebelum datang ke kantor operator sellular tersebut:

Yang Perlu Anda Siapkan:
- Nomor Telp/HP yang hilang. Jangan sampai lupa.
- KTP : Bawalah KTP asli anda. Tidak perlu difotokopi.
- 3 Nomor HP yang sering dihubungi.
- 3 Merk dan tipe smartphone/handphone yang pernah digunakan sebelumnya dari nomor kamu yang hilang.
- Siapkan uang , karena penggantian sim card hape tidak gratis, biaya sekitar 10 ribu.

Jika anda datang ke kantor operator selular anda pertama kali, anda tidak perlu gugup. Karena proses sangat cepat dan mudah kok , tidak sampai setengah jam (tidak termasuk waktu antrian). Yang pertama anda lakukan adalah memberitahu ke CS nya kalau kartu anda hilang atau rusak.

Selanjutnya petugas CS (Customer Service) tersebut akan meminta menyebutkan nomor telp anda yang hilang. kemudian CS akan mengecek nomor tersebut dari data-data maupun masih bisa dihubungi atau tidak. Kalau nomor anda tersebut anda pakai untuk SMS Banking - Internet Banking - M Banking), silahkan beritahu CS , Tapi biasanya CS tersebut juga sudah tahu kalau nomor tersebut di pakai untuk BANK apa. Karena data sudah ada.

Kemudian CS akan meng-validasi / memastikan apakah kamu benar-benar pengguna dari nomor yang ajukan tadi. Pertama CS meminta KTP anda, dan tentunya bertanya beberapa hal, bisa juga tanggal lahir, nama ibu kandung dll.  Biar cepat jawablah dengan jujur.

Sesuai pengalaman teman saya, identitas KTP kamu berbeda juga gpp kok. maksudnya , identitas yang tercatat pertama pas registrasi sim card anda tidak sama dengan KTP anda juga gpp. Mungkin operator selular negara kita masih memaklumi karena orang indonesia kalau registrasi sim card suka seenaknya. Tapi, lebih bagus kalau sama ya, jangan asal kalau mau regstrasi sim card lagi.

Kemudian itu CS meminta  untuk menulis daftar Nomor HP/Telp yang sering anda hubungi / menghubungi anda. Dan waktu itu juga cs meminta saya untuk menyebutkan merk dan tipe smartphone/handphone yang pernah saya gunakan dengan nomor yang hilang itu. Saya jawab 2 aja karena yg satu saya lupa tipe apa gan :D. Tapi yang perlu anda ketahui adalah jangan asal jawabnya gan, karena si CS mencocokkan data kamu dengan data yang telah tersimpan di database pusat provider selular anda. Kalau tidak ada atau banyak yang tidak cocok, mungkin juga anda akan ditolak untuk mendapatkan kartu yang baru.

OK, setelah data kamu dipastikan valid oleh CS nya. CS akan meminta tanda tangan anda. Kemudian memberikan kartu perdana baru sesuai nomor lama kamu. dan kamu harus bayar ya :D . Selesai dah.

Segeralah aktifkan simcard baru tersebut. Setelah sim card yang baru anda aktifkan di handphone/ smartohone anda , otomatis simcard yang lama akan terblokir.

Karena sebelumnya saya masih was-was, takut kalau ada duplikasi nomor, karena nomor tersebut masih saya gunakan untuk sms Banking maupun M-banking. Jadi saya tanya lagi ke CS telkomsel di twitter (karena pas di Grapari lupa tanya gan :D), Gambar dibawah ini adalah konfirmasi dari pihak Telkomsel:

Konfirmasi Telkomsel

Cukup sekian dari saya, kalau ada yang ingin ditanyakan silahkan tanyakan di kolom komentar ya.
Thanks.

Oleh : Setyawan Andik